Prosesnya adalah: NASABAH MENABUNG DI BANK ~> BANK MEMINJAMKAN PADA PENGUSAHA ~> PEMINJAM/USAHA MENGHASILKAN BARANG ~> BARANG ITU DIBELI NASABAH JUGA AKHIRNYA (Nasabah hanya dapat BUNGA BANK 0,5% tapi membayar barang lebih mahal, tambah 1% untuk bunga/riba Bank)
Jika uang yang beredar diambil para bankir terus-menerus dengan bunga. Maka jumlah uang yang mengalir di masyarakat akan terus berkurang. Pengusaha akan semakin kesulitan karena daya beli masyarakat turun. Pada akhirnya usaha pun bangkrut. Jaminan yang diberikan oleh pengusaha kepada Bank akan disita. Rakyat tercekik karena inflasi. Uang yang ditabung susah payah tidak lagi punya “daya beli”. Uang seperti sampah.
Jika hal ini terjadi pada negara dengan berhutang pada Bank Dunia. Maka kebangkrutan hanya soal waktu saja. Ekonomi melambat Bank Dunia akan selalu dapat bunga. Ketika ekonomi terpuruk dan mata uang lemah, maka hutang akan bertambah dengan sendirinya. Karena pelemahan krus rupiah, hutang akan bertambah banyak dengan sendirinya. Tanpa pemerintah mengajukan pinjaman baru sekalipun.
Bank akan selalu untung ketika ekonomi bagus maupun tidak. Inilah bentuk kedzaliman dan kecurangan sitem riba/bunga.
Yang miskin tercekik, yang kaya foya-foya. Semua bangkrut dan hanya Bank saja yang selalu untung.
BANK SISTEM RIBA
1. NASABAH : Hanya dapat 0.5% tapi dia harus membayar 1% lebih mahal untuk RIBA bank. Dengan naiknya harga barang yang dibeli. Karena pengusaha harus membayar bunga bank dan bunga bank itu dimasukan ke harga barang.
2. Non Nasabah : Ikut-ikutan terkena riba yaitu 0.5% +1% yang dikenakan pada harga barang.
3. TIDAK MEMBAGIKAN SHU tiap tahun kepada nasabah yang menabung secara adil dan proporsional. Mereka menjual kertas untuk mencari untung. Bahkan modal itu bukan milik mereka, tapi dari masyarakat.
BMT (Baitul Mal wa Tamwil) NON RIBA
Membagikan SHU kepada semua penabung setiap tutup buku (setahun sekali) berdasar proporsi yang adil. BMT hanya mendapatkan upah jasa atas kegiatan yang dilakukan.
Dengan begitu maka daya beli masyarakat akan selalu terjaga dan bertambah sejahtera.
Jika ada yang mengaku syariah tapi tidak membagikan SHU maka mereka adalah PENIPU. Memanfaatkan nama syariah tapi sejatinya KAPITALIS munafik.
Sekarang Anda bayangkan jika skema ini terjadi pada negara. Update terbaru hutang kita silahkan cari infonya.
Hutang kita adalah 3.700 triliun. Jika dibagi jumlah penduduk. Maka masing-masing orang baik bayi, anak, dewasa, kakek nenek berhutang kurang lebih 15 juta rupiah. Bayangkan, apakah kondisi sekarang setiap penduduk bisa punya uang segitu?. Oke kalau Anda yang bisa dapat manfaat/makan uang rakyat dengan duduk di pemerintahan mungkin bisa. Tapi bagaimana dengan rakyat kecil?.
Ingat, jika kita mati masih menaggung hutang maka ruh kita masih menggantung. Walau hutang itu cuma 1 sen. Kenapa malah pemerintah berhutang dan rakyat yang harus menanggungnya?. Apakah tujuan bernegara seperti itu?. Jika tidak demikian toh buktinya seperti itu.
Berikut ini adalah berita tentang efek riba dan hutang yang dialami oleh Yunani. Yang saat ini sudah memiliki hutang sebesar 177% dari GDP. Jangan anggap Indonesia tidak akan mengalaminya jika kita masih menyepelekan hutang dan riba.
Pekerja seks komersial (PSK) di negara Yunani banting harga ke titik terendah setelah negara tersebut dilanda krisis. Menurut laporan terbaru, banyak PSK mematok harga hanya 2 Euro atau setara Rp29.000.Jadi, jika Anda bertanya siapa dan apa penyebab krisis ekonomi terjadi maka jawabnya:
Sebagaimana dilansir Mirror , Sabtu (28/11/2015), laporan dari seorang penulis Gregory Lazos dari Panteion University di Athena, Yunani mengungkap bahwa sampai saat ini ada sekitar 18.500 wanita yang menjadi PSK di Yunani. Sebelum krisis melanda Yunani, tarif kencan dengan PSK ada di kisaran Rp733.000.
“Beberapa wanita hanya melakukannya setara dengan harga kue keju atau sandwich. Mereka butuh makan karena mereka lapar,” ujar Lazos kepada Times.
“Faktor meningkatnya jumlah anak perempuan yang hanyut dalam prostitusi tergantung pada kebutuhan mereka. Jumlah total PSK wanita sungguh mengejutkan,” lanjutnya.
Temuan akademis Yunani ini menunjukkan, wanita Yunani mendominasi 80 persen dari industri prostitusi, di mana mayoritas PSK berasal asli dari Eropa Timur. Hanya 10 dari 525 rumah bordil di negara itu yang beroperasi dengan lisensi legal.
Sumber : Solopos
Pemerintah dan Bankir lah penyebabnya. Jangan harap mereka akan membuat solusi. Wong mereka juga lah penyebabnya. Malah bahkan akan membuat krisis-krisis yang lebih dahsyat lagi. Anda siap?
Kejahatan bunga/riba sangat masif efeknya. Anda ingin suatu saat nanti anak atau cucu Anda menjadi pelacur hanya untuk mendapatkan uang untuk makan?
Dari beberapa sistem bernegara yang lain, sistem Islam lah yang paling keras dalam hal menentang riba. Bahkan dalam hal hutang juga demikian. Jika orang yang berhutang mati dan meninggalkan hutang. Maka ruh/jiwa nya akan terus melayang/gentayangan. Lalu, bagaimana dengan hutang negara yang 3.700 T itu?. 250 Juta penduduk Indonesia jiwa/ruh nya akan terus melayang sampai hutang itu dilunasi. Termasuk Anda yang membaca tulisan ini pada saatnya nanti. Karena hutang itu diatasnamakan rakyat Indonesia. Adapun hukum hutang dan riba tidak diatur secara tertulis di negri mayoritas muslim di negara ini karena Indonesia hanyalah tipu-tipu belaka. Ajaran Islam menjadi hina karena Indonesia. Seolah-olah orang Indonesia adalah cerminan Islam adalah omong kosong.
Dan satu yang harus selalu Anda ingat, nahwa:
"BANKIR TIDAK PUNYA AGAMA/TUHAN"
Silahkan baca ancaman KERAS bagi pemungut riba di link ini: