BAHAYA INFLASI DI TAHUN-TAHUN KE DEPAN



BAHAYA INFLASI DI TAHUN-TAHUN KE DEPAN



Rencana dari Illuminati adalah menciptakan dunia di bawah kendali Lucifer (malaikat pengkhianat Tuhan, yang mengklaim dirinya sebagai “Sang Pembawa Cahaya”), sebuah Pemerintahan Satu Dunia, di mana seluruh populasi akan bekerja dan menjadi budak dari Lucifer dan manusia-manusia pelayannya. Dan salah satu tahap terpenting untuk mencapai tujuan ini adalah memusnahkan seluruh kelas menengah.

Orang-orang miskin tidak  memiliki sumber dana  dan  energi untuk  melawan,  mereka  melewati  hari-hari  mereka  hanya untuk bertahan hidup. Kelas menengah, walaupun secara individu tidak sekaya kelas atas, tetapi total uang yang dimiliki seluruh warga kelas menengah lebih besar dari orang kaya, sebab jumlah populasi kelas menengah sedemikian besarnya. Selama kelas menengah masih eksis dan punya kapasitas untuk melawan, para pelayan Lucifer tidak bisa merayakan kemenangan mereka.

Struktur finansial umum:







Untuk memusnahkan kelas menengah dan menekan habis orang miskin, tanpa membuat mereka curiga dan balas melawan, cara-cara yang digunakan Illuminati adalah sebagai berikut:
    Memberikan pinjaman dan menjerat kelas menengah dan  miskin  ke  dalam  hutang  dengan  mengenakan bunga    (riba).   Dengan   demikian   Illuminati   harus memegang kendali bisnis perbankan.
    Menyita  daya  beli  tabungan  mereka  dengan  terus- menerus menambah suplai uang baru, menyebabkan inflasi dan turunnya daya beli setiap unit mata uang yang  beredar. Inflasi  adalah  pajak  tak  terlihat,  yang tidak  akan  disadari oleh  kebanyakan orang (ini  juga dilakukan dengan cara mengontrol bisnis perbankan).
    Menciptakan     siklus     boom     and     bust     dalam perekonomian secara  berkala,  memastikan  sejumlah orang untuk bangkrut sehingga harta dan aset jaminan mereka bisa disita. (juga dilakukan lewat kontrol bisnis perbankan). Mengontrol semua pasar finansial. Semua orang yang menabung ataupun bertransaksi di pasar keuangan harus membayar uang / komisi tertentu kepada mereka.
    Perang. Tidak ada satu peristiwa apapun yang bisa menandingi perang dalam hal menghanguskan kekayaan                       dan   menciptakan   hutang   seperti   bisa dilakukan oleh perang. Untuk melakukan ini, Illuminati harus   selalu   merancang   konspirasi   dan   mengadu domba   antar   kelompok   besar   antar   negara,   dan mereka juga harus menyusupkan anggota-anggota mereka ke dalam pemerintahan.
    Pemborosan uang masyarakat lewat program-program yang mubazir (perjalanan luar angkasa, propaganda global  warming,  dll),  ataupun  memperbesar lingkup kerja dan skala dari pemerintah, agar pajak yang harus dibayarkan masyarakat semakin besar. Ini berarti Illuminati           harus    memiliki   pengaruh   dan    berhak mengambil kebijakan di pemerintah dan media.
    Memonopoli korporasi besar penyedia lapangan kerja, menekan gaji dan tunjangan kepada seluruh kelas pekerja.
    Memaksa     pemerintah     untuk     memprivatisasikan
layanan utilitas umum seperti listrik, air, dan telepon untuk memastikan agar biaya hidup meningkat lebih cepat dibandingkan pendapatan kelas pekerja.
    Memonopoli semua bisnis komoditi, minyak bumi, gas alam, pertanian, dan pertambangan dan secara bertahap mengurangi pasokan agar harga meningkat melebihi daya beli kelas menengah dan orang miskin.
    Memonopoli    hak     paten     atas     berbagai     benih agrikultural dan pertanian dan juga teknologi modern.

 Harga barang (terutama bahan pangan) harus dipertahankan agar tetap tinggi karena orang lain dilarang memproduksi barang sejenis  dengan alasan perlindungan hak paten.
    Memonopoli usaha surat kabar, majalah, televisi, dan radio untuk mengendalikan informasi yang boleh ataupun tidak boleh untuk diketahui kelas menengah dan miskin. Selain itu juga perlu mengendalikan sistem pendidikan dengan merancang kurikulum dan bahan pelajaran yang boleh ataupun tidak boleh untuk dipelajari kelas menengah dan miskin. Ini dilakukan Illuminati dengan cara mengontrol bisnis media dan pendidikan.
    Merusak   kesehatan   fisik,   mental,   dan   daya   pikir
masyarakat lewat bisnis obat-obat terlarang (opium, ganja, ekstasi, dll), propaganda kekerasan lewat media (buku, komik, film, game komputer dll), dan promosi pornografi bagi generasi muda.
    Mempromosikan cashless society di mana semua uang
kertas dan logam akan ditiadakan sama sekali dalam kehidupan sehari-hari. Saat semua orang tidak lagi memiliki uang dalam kantong, dan tergantung sepenuhnya pada selember kartu yang diterbitkan oleh institusi finansial milik Illuminati untuk membeli dan menjual barang dalam hidupnya, kehidupan mereka akan secara absolut berada di tangan Illuminati.

Tentu saja, rencana-rencana di atas tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Illuminati telah merancang program di atas sejak zaman dahulu. Dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi, dan sekarang tampaknya rencana mereka semakin mendekati kenyataan.
Dalam   hal   ekonomi,  para   Illuminati   sekarang  memegang kendali sistem perbankan dunia. Saat ini, semua bank sentral dunia (tidak masalah apakah mereka perusahaan swasta semacam Federal Reserve maupun bank sentral yang secara hukum dimiliki oleh pemerintah /  negara), bersama dengan bank-bank komersial yang didirikan swasta (yang sering kali juga adalah pemegang saham utama di bank sentral) menjerat rakyat masing-masing negara ke dalam hutang, dan secara berkala menciptakan siklus boom and bust di pasar finansial. Suku   bunga   rendah   selama   tahun-tahun   tertentu   diikuti dengan   suku   bunga   tinggi   di   tahun-tahun   berikutnya… Pinjaman kredit yang mudah di tahun-tahun tertentu, dan mendadak pinjaman yang dipersulit atau bahkan tidak ada pinjaman sama sekali di tahun-tahun berikutnya…

Kami memprediksi kita akan segera memasuki era inflasi tinggi. Berikut adalah 2 penyebab mengapa inflasi akan melambung tinggi di tahun-tahun mendatang:

Runtuhnya Dolar Amerika

Satu dekade yang lalu, saat krisis moneter menyerang Indonesia, hutang dalam negerilah yang menjadi penyebab inflasi tinggi yang diderita rakyat Indonesia. Di beberapa tahun mendatang, kita akan kembali ke era inflasi tinggi. Namun, kali ini, yang menjadi pemicu utama krisis bukan lagi kita sendiri. Pemicu krisis kali ini akan datang dari negara maju, terutama Amerika Serikat.

Akhir-akhir ini, kita mendengar “krisis” subprime di Amerika. Koran-koran dan  TV  sibuk memberitakan betapa bahayanya

 “krisis” ini. Kenyataannya para pemilik hedge fund dan bank- bank yang memberikan pinjaman spekulasi kepada mereka sebenarnya nyaris tanpa resiko.  Mengapa? Karena atas dalih menyelamatkan perekonomian (katanya bank-bank itu terlalu besar dan terlalu penting untuk dibiarkan bangkrut), bank sentral selalu “terpaksa” membail-out (menalangi) mereka dengan menginjeksi uang ke kantong para institusi keuangan ini. Sampai pertengahan September ini, sudah lebih dari 700 milyar dolar yang dipakai untuk menalangi institusi finansial di Amerika dan Eropa. Suplai uang baru ini, yang diciptakan tanpa modal            oleh    bank    sentral,    dalam    waktu    singkat    akan menyebabkan inflasi dan mengurangi nilai uang dari setiap unit uang yang dimiliki masyarakat. Ini adalah perampokan di siang bolong!

Apakah Anda masih ingat tahun 1998 ketika Bank Indonesia menalangi bank-bank yang terancam bangkrut di Indonesia lewat BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)? BI menginjeksi besar-besaran uang baru ke pasar, dan mendadak rupiah- rupiah yang kita miliki bukan lagi rupiah yang sama. Daya beli dari penduduk Indonesia dirampok secara tak terlihat lewat inflasi yang sangat tinggi saat itu. Satu hal yang perlu Anda sadari, suku bunga tabungan / deposito bank nyaris tidak pernah di atas tingkat inflasi riil. Angka inflasi yang dilaporkan pemerintahan manapun di seluruh dunia pasti lebih rendah dari angka yang sebenarnya untuk menciptakan kesan bahwa perekonomian “terkendali,” dan untuk mencegah masyarakat menarik uangnya dari bank.

Kabar buruk bagi mereka-mereka yang memegang dolar Amerika (dan juga mata uang -mata uang lainnya yang cepat atau lambat akan menyusul), 700 milyar dolar uang baru ini

 baru permulaan. Pertunjukan ini masih jauh dari selesai. Taruhan hedge fund tidak cuma di produk subprime Amerika, masih banyak lagi taruhan derivatif yang lain.

Subprime hanyalah sebagian kecil dari kontrak derivatif yang ada di dunia. Tahun 1998, total nilai kontrak taruhan derivatif “hanya” $80 trilyun. Di akhir 2006, menurut data dari BIS, nilai taruhan derivatif sudah naik menjadi $415 trilyun. Sebagai gambaran, GDP (Gross Domestic Product), nilai dari barang dan jasa yang diproduksi seluruh dunia tahun 2006 hanyalah $50 trilyun, artinya dana yang beredar di casino derivatif adalah sebesar 8 kali lipat GDP seluruh dunia.

Dua hal yang sangat berbahaya dari kontrak derivatif adalah :
1.   Dia dibiayai oleh hutang yang sangat besar. Pengelola dana investasi menganggap hutang sebagai ungkitan (leverage), dan para pemilik hedge fund menggunakan hutang untuk melipatgandakan taruhan mereka demi keuntungan yang lebih besar.
2.   Kebanyakan kontrak derivatif adalah kontrak one-on- one, atau sebutannya kontrak Over The Counter (OTC). Jadi regulator tidak pernah benar-benar tahu siapa bertransaksi dengan siapa, berapa besar nilai taruhan mereka, dan pertanyaan yang paling penting, apakah mereka benar-benar punya uang untuk membayar seandainya taruhan mereka salah.

Seandainya 10% saja kontrak derivatif ini default (gagal bayar), puluhan trilyun dolar baru akan dicetak lagi oleh bank sentral di seluruh dunia, dan lagi-lagi semua orang mendadak menjadi lebih miskin karena daya beli uang mereka kembali menurun.


 Tetapi bagaimana kalau kontrak derivarif bermasalah ternyata lebih dari 10%?

Alasan  lain  mengapa  dolar  Amerika  akan  collapse  adalah karena   defisit   anggaran   raksasa   di   neraca   perdagangan mereka.  Defisit  anggaran  mereka  terus  naik  dari  tahun  ke tahun. Sejak 2005, defisit perdagangan mereka lebih dari 700 milyar dolar per tahun. Pada saat yang bersamaan kebanyakan manufaktur Amerika sudah berpindah ke Asia. Dari dalam negeri Amerika sendiri tidak cukup kapasitas produksi untuk memproduksi barang dan jasa yang setara dengan import barang mereka dari seluruh dunia.

1 komentar: