Pada suatu malam, para tukang emas dari berbagai kota ini mengadakan sebuah pertemuan rahasia dan Fabian mengajukan sebuah rencana baru. Besok harinya mereka rapat dengan pemerintah dan Fabian berkata, “Kertas kwitansi kami telah menjadi sangat populer. Tak perlu diragukan, Anda para wakil rakyat juga menggunakan
mereka dan manfaatnya jelas- jelas sangat memuaskan.
Namun, sebagian kwitansi ini telah dipalsukan oleh orang-orang. Hal ini harus dihentikan!”
Para anggota pemerintah
pun mulai khawatir. “Apa yang bisa kami
lakukan? Tanya mereka. Jawaban Fabian “Pertama-tama,
adalah tugas dari pemerintah untuk mencetak uang kertas
dengan desain dan tinta yang unik, dan masing-masing uang kertas ini harus ditandatangani oleh Gubernur. Kami para tukang
emas akan dengan senang hati membayar biaya cetak
ini, ini juga akan menghemat banyak
waktu
kami untuk
menulis kwitansi.” Para anggota pemerintah
berpikir “Ya, memang kewajiban kami untuk melindungi masyarakat dari
pemalsuan uang dan nasehat dari Fabian ini kedengarannya memang masuk akal.” Dan mereka pun setuju untuk mencetak
uang kertas ini.
“Yang kedua”, kata Fabian, “sebagian
orang juga pergi menambang emas
dan membuat koin emas mereka sendiri. Saya menyarankan
agar dibuat sebuah hukum
agar setiap orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu
saja, mereka akan mendapat ganti
rugi koin yang saya buat dan
uang kertas baru.”
Ide ini pun mulai dijalankan. Pemerintah mencetak
uang kertas baru dengan pecahan
$1, $2, $5, $10, dan lainnya. Biaya cetak
yang rendah ini dibayarkan
oleh parang tukang emas.
Uang kertas ini jauh lebih gampang untuk dibawa dan dalam
waktu singkat diterima oleh masyarakat. Namun, di luar faktor
kenyamanan, ternyata uang kertas dan
koin
emas
yang beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat. Kenyataan perdagangan menunjukkan
bahwa 90% nilai transaksi dilakukan dengan cara pindah
buku (cek).
Rencana berikut Fabian mulai berjalan.
Sampai saat itu, orang- orang membayar Fabian untuk menitipkan koin emas (uang) mereka. Untuk menarik
lebih banyak uang ke gudangnya, Fabian akan membayar para depositor
3% bunga atas emas titipan mereka.
Kebanyakan orang mengira Fabian
meminjamkan kembali
uang yang dititipkan kepadanya. Karena dia meminjamkan
kepada orang lain dengan bunga 5%, dan dia membayar para deposan
3%, maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun berpikir jauh lebih baik mendapatkan 3% daripada membayar
Fabian untuk menjaga emas (uang) mereka,
dan mereka pun
tertarik.
Volume tabungan meningkat
dengan cepat di gudang Fabian. Dia
bisa meminjamkan uang kertas $200, $300, $400, bahkan sampai sampai $900 untuk setiap $100 yang dia dapatkan dari deposan. Dia harus berhati-hati dengan ratio 9:1 ini,
sebab menurut pengalamannya, memang ada 1 dari setiap 9 orang yang
akan menarik emas mereka.
Bila tidak ada cukup uang saat
diperlukan, masyarakat akan curiga.
Dengan demikian, untuk $900 dolar pinjaman
yang diberikan Fabian, dengan bunga 5% dia akan mendapatkan
kembali $45. Ketika pinjaman +
bunga ini dilunasi, Fabian akan membatalkan
$900 di kolom debit pembukuannya dan sisa $45 ini adalah miliknya. Dia dengan senang hati akan membayar
bunga $3 untuk setiap $100 yang dititipkan deposan
kepadanya. Artinya,
keuntungan riil dari Fabian adalah $42! Bukan $2 yang
dibayangkan kebanyakan orang.
Para tukang emas di kota-kota
lain melakukan hal yang sama. Mereka menciptkaan
kredit (pinjaman) tanpa modal (emas) dan menagih bunga atas
pinjaman mereka.
Para tukang emas ini tidak lagi membuat
koin
emas, pemerintahlah yang mencetak uang kertas dan koin dan memberikannya kepada para tukang emas ini untuk
didistribusikan. Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak
uang yang sangat murah. Di samping
itu, dia juga menciptakan
kredit tanpa modal dan menagih
bunga atas pinjaman barunya ini. Kebanyakan orang
mengira suplai uang adalah operasi dari
pemerintah. Mereka juga percaya
bahwa Fabian meminjamkan uang
dari para deposan kepada peminjam
baru, tetapi rasanya agak heran
mengapa
orang
lain
bisa
mendapatkan uang padahal uang para deposan
masih tetap tak berkurang. Seandainya semua orang mencoba mengambil
uang
mereka pada saat yang
bersamaan, skema
penipuan ini
akan terekspos.
Tak masalah bila sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang
kertas atau koin. Fabian
tinggal
mengatakan
kepada pemerintah bahwa penduduk bertambah dan
produksi baru memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan dengan biaya cetak yang sangat kecil.
Suatu hari seseorang pergi menemui Fabian. “Bunga yang Anda
tagih ini salah,” katanya. “Untuk setiap $100 yang Anda pinjamkan, Anda meminta $105 sebagai
kembalinya. $5 extra ini tidak mungkin bisa dibayarkan karena mereka bahkan tidak eksis.
”Petani memproduksi makanan, industri memproduksi barang,
tetapi hanya Andalah yang memproduksi uang. Katakanlah hanya ada dua pedagang di negara ini, dan semua
orang
bekerja untuk
salah
satunya. Mereka masing-masing
meminjam $100. Setahun kemudian, mereka harus
mengembalikan masing-masing $105
kepada
Anda
(total
$210). Bila salah satu orang berhasil menjual
habis dagangannya dan mendapatkan $105, orang yang tersisa hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang
$10 kepadamu, dan tidak
ada
uang
yang
beredar
untuk
melunasi
$10 ini kecuali dia mengajukan pinjaman baru kepadamu. Sistem ini bermasalah!”
“Untuk setiap $100 yang kamu pinjamkan,
kamu seharusnya mengedarkan $100 kepada sang peminjam dan $5 untuk kamu belanjakan, jadi total uang yang beredar memungkinan
si peminjam untuk membayar”
Fabian mendengarkan
dengan tenang dan menjawab,
“Dunia finansial adalah subjek yang rumit, anak muda, butuh waktu bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan
saya saja yang memikirkan
masalah ini, dan kamu mengurus urusanmu saja. Kamu harus belajar untuk menjadi
lebih efisien, meningkatkan produksimu, memotong ongkos pabrikmu
dan menjadi pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu untuk urusan
itu.”
Orang ini pun pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih
juga bimbang. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sistem kerja Fabian, dan pertanyaan yang dia
ajukan masih belum
dijawab.
Bagian ke 4 klik disini >> http://duniatanpauang.blogspot.com/2015/08/sejarah-uang-dan-bahaya-riba_16.html
Bagian ke 4 klik disini >> http://duniatanpauang.blogspot.com/2015/08/sejarah-uang-dan-bahaya-riba_16.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar