Sejarah Uang dan Bahaya Riba (bagian 3 dari 5)



Pada suatu malam, para tukang emas dari berbagai kota ini mengadakan sebuah pertemuan rahasia dan Fabian mengajukan sebuah rencana baru. Besok harinya mereka rapat dengan pemerintah dan Fabian berkata, “Kertas kwitansi kami telah menjadi sangat populer. Tak perlu diragukan, Anda para wakil rakyat juga menggunakan mereka dan manfaatnya jelas- jelas sangat memuaskan. Namun, sebagian kwitansi ini telah dipalsukan oleh orang-orang. Hal ini harus dihentikan!”

Para anggota pemerintah pun mulai khawatir. “Apa yang bisa kami lakukan? Tanya mereka. Jawaban Fabian “Pertama-tama, adalah tugas dari pemerintah untuk mencetak uang kertas dengan desain dan tinta yang unik, dan masing-masing uang kertas ini harus ditandatangani oleh Gubernur. Kami para tukang emas akan dengan senang hati membayar biaya cetak


ini,  ini  juga  akan  menghemat  banyak  waktu  kami  untuk menulis kwitansi.” Para anggota pemerintah berpikir “Ya, memang kewajiban kami  untuk  melindungi masyarakat dari pemalsuan uang dan nasehat dari Fabian ini kedengarannya memang masuk akal.” Dan mereka pun setuju untuk mencetak uang kertas ini.




“Yang kedua”, kata Fabian, “sebagian orang juga pergi menambang emas dan membuat koin emas mereka sendiri. Saya  menyarankan  agar  dibuat  sebuah  hukum  agar  setiap orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu saja, mereka akan mendapat ganti rugi koin yang saya buat dan uang kertas baru.”


Ide ini pun mulai dijalankan. Pemerintah mencetak uang kertas baru dengan pecahan $1, $2, $5, $10, dan lainnya. Biaya cetak yang rendah ini dibayarkan oleh parang tukang emas.


Uang kertas ini jauh lebih gampang untuk dibawa dan dalam waktu singkat diterima oleh masyarakat. Namun, di luar faktor


kenyamanan,  ternyata   uang   kertas   dan   koin   emas   yang beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat. Kenyataan perdagangan menunjukkan bahwa 90% nilai transaksi dilakukan dengan cara pindah buku (cek).


Rencana berikut Fabian mulai berjalan. Sampai saat itu, orang- orang membayar Fabian untuk menitipkan koin emas (uang) mereka. Untuk menarik lebih banyak uang ke gudangnya, Fabian akan membayar para depositor 3% bunga atas emas titipan mereka.






Kebanyakan orang mengira Fabian meminjamkan kembali uang yang dititipkan kepadanya. Karena dia meminjamkan kepada orang lain dengan bunga 5%, dan dia membayar para deposan
3%, maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun berpikir jauh lebih baik mendapatkan 3% daripada membayar Fabian untuk menjaga emas (uang) mereka, dan mereka pun tertarik.

Volume tabungan meningkat dengan cepat di gudang Fabian. Dia bisa meminjamkan uang kertas $200, $300, $400, bahkan sampai sampai $900 untuk setiap $100 yang dia dapatkan dari deposan. Dia  harus berhati-hati dengan ratio 9:1  ini,  sebab menurut pengalamannya, memang ada 1 dari setiap 9 orang yang akan menarik emas mereka. Bila tidak ada cukup uang saat diperlukan, masyarakat akan curiga.


Dengan demikian, untuk $900 dolar pinjaman yang diberikan Fabian, dengan bunga 5% dia akan mendapatkan kembali $45. Ketika pinjaman + bunga ini dilunasi, Fabian akan membatalkan
$900 di kolom debit pembukuannya dan sisa $45 ini adalah miliknya. Dia dengan senang hati akan membayar bunga $3 untuk setiap $100 yang dititipkan deposan kepadanya. Artinya, keuntungan riil dari Fabian adalah $42! Bukan $2 yang dibayangkan kebanyakan orang. Para tukang emas di kota-kota lain melakukan hal yang sama. Mereka menciptkaan kredit (pinjaman) tanpa modal (emas) dan menagih bunga atas pinjaman mereka.


Para tukang emas ini tidak lagi membuat koin emas, pemerintahlah yang mencetak uang kertas dan koin dan memberikannya kepada para tukang emas ini untuk didistribusikan. Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak uang yang sangat murah. Di samping itu, dia juga menciptakan kredit tanpa modal dan menagih bunga atas pinjaman barunya ini. Kebanyakan orang mengira suplai uang adalah operasi dari pemerintah. Mereka juga percaya bahwa Fabian meminjamkan uang dari para deposan kepada peminjam baru, tetapi rasanya agak  heran  mengapa  orang  lain  bisa  mendapatkan  uang padahal uang para deposan masih tetap tak berkurang. Seandainya semua orang mencoba mengambil uang mereka pada   saat   yang   bersamaan,   skema   penipuan   ini   akan terekspos.



Tak masalah bila sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang kertas  atau  koin.  Fabian  tinggal  mengatakan  kepada pemerintah bahwa penduduk bertambah dan produksi baru memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan dengan biaya cetak yang sangat kecil.

Suatu hari seseorang pergi menemui Fabian. “Bunga yang Anda tagih ini salah,” katanya. “Untuk setiap $100 yang Anda pinjamkan,  Anda  meminta  $105  sebagai  kembalinya.  $5 extra ini tidak mungkin bisa dibayarkan karena mereka bahkan tidak eksis.


Petani memproduksi makanan, industri memproduksi barang, tetapi hanya Andalah yang memproduksi uang. Katakanlah hanya  ada  dua  pedagang  di  negara  ini,  dan  semua  orang bekerja  untuk  salah  satunya.  Mereka  masing-masing meminjam $100. Setahun kemudian, mereka harus mengembalikan   masing-masing   $105   kepada   Anda   (total
$210).  Bila  salah  satu  orang  berhasil  menjual  habis dagangannya  dan  mendapatkan  $105,  orang  yang  tersisa hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang $10 kepadamu, dan  tidak  ada  uang  yang  beredar  untuk  melunasi  $10  ini kecuali dia mengajukan pinjaman baru kepadamu. Sistem ini bermasalah!”





“Untuk setiap $100 yang kamu pinjamkan, kamu seharusnya mengedarkan $100 kepada sang peminjam dan $5 untuk kamu belanjakan, jadi total uang yang beredar memungkinan si peminjam untuk membayar”


Fabian mendengarkan dengan tenang dan menjawab, “Dunia finansial adalah subjek yang rumit, anak muda, butuh waktu bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan saya saja yang memikirkan masalah ini, dan kamu mengurus urusanmu saja. Kamu harus belajar untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan produksimu, memotong ongkos pabrikmu dan menjadi pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu untuk urusan itu.”


Orang ini pun pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih juga bimbang. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sistem kerja Fabian, dan  pertanyaan yang dia  ajukan masih belum dijawab.

Bagian ke 4 klik disini >> http://duniatanpauang.blogspot.com/2015/08/sejarah-uang-dan-bahaya-riba_16.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar