Sejarah Uang dan Bahaya Riba (bagian 5 dari 5)



“Pakar”  mulai  muncul  dan  sebagian  mulai  terpilih  untuk bekerja di pemerintahan, namun tahun demi tahun berlalu dan mereka tidak berhasil menyelesaikan permasalahan apapun, kecuali bahwa pajak perlu “disesuaikan” yang mana dalam kebanyakan kasus artinya harus dinaikkan.

Fabian mulai menuntut pembayaran atas bunga pinjamannya, dan semakin lama semakin banyak porsi pajak yang digunakan untuk membayar kepadanya.

Kemudian  mulai  muncul  apa  yang  disebut  dengan  partai politik, orang-orang di masyarakat mulai berargumentasi partai mana yang orang-orangnya bisa menyelesaikan permasalahan mereka. Mereka mulai bertengkar mengenai personalitas, idealisme, lambang partai dan berbagai hal lainnya kecuali asal muasal permasalahan mereka. Namun pada akhirnya para politikus tidak pernah membuat solusi. Mereka hanya pandai berargumen tanpa tindakan nyata.



Di kota tertentu, bunga pinjaman yang harus dibayar sudah melebihi total penerimaan pajak tahunan  yang bisa dikumpulkan.  Bunga-bunga  baru  pun  mulai  diperhitungkan atas bunga yang belum dibayarkan.


Secara   perlahan-lahan   kekayaan   riil   dari   negara   mulai berpindah tangan ke Fabian dan kawan-kawannya dan mereka memiliki kendali yang semakin lama semakin besar atas kehidupan masyarakat. Namun, pengendalian mereka belum selesai.  Mereka  menyadari bahwa  situasi  tidak  akan  benar- benar aman sebelum semua orang berhasil dikendalikan.

Kebanyakan orang yang menentang sistem ini bisa dibuat diam dengan  tekanan  finansial,  ataupun  dengan  ejekan  publik. Untuk melakukan ini Fabian dan kawan-kawan membeli kepemilikan dari semua koran, TV, dan radio dan menyeleksi orang-orang apa yang boleh bekerja di dalamnya. Kebanyakan dari  orang-orang  ini  sebenarnya  benar-benar  ingin memperbaiki keadaan, tetapi mereka tidak menyadari bagaimana mereka sedang diperalat. Solusi mereka selalu terarah kepada akibat dari masalah, bukan penyebab dari masalah.

Ada bermacam-macam surat kabar, satu untuk sayap kanan, satu  untuk  sayap  kiri,  satu  untuk  kelas  pekerja, satu  untuk kaum pengusaha, dan seterusnya. Tidak masalah koran yang mana yang Anda percayai, selama Anda tidak memikirkan penyebab awal dari permasalahan.

Rencana Fabian sudah hampir selesai, seluruh negara saat ini berhutang kepadanya. Melalui pendidikan dan media, dia mengendalikan pikiran masyarakat. Orang-orang hanya akan berpikir sejauh yang dia inginkan.
 


Setelah seseorang memiliki jauh lebih banyak uang dari yang sanggup dia gunakan, apa lagi yang akan menyenangkan hatinya? Bagi mereka yang memiliki mentalitas menguasai, jawabannya adalah kekuasaan, kekuasaan mutlak atas kemanusiaan.

Kebanyakan tukang emas akhirnya mengarah ke sana. Mereka mengetahui  rasanya  kaya  raya,  dan  perasaan  itu  tidak  lagi cukup untuk memuaskan mereka. Mereka membutuhkan tantangan dan kesenangan baru, dan kekuasaan atas massa adalah permainan berikut.


Mereka   percaya   mereka   adalah   kelompok   superior   atas lainnya. “Adalah hak dan kewajiban kami untuk mengatur. Masyarakat tidak tahu apa yang baik untuk mereka. Mereka perlu dikendalikan dan diatur. Mengatur adalah takdir dari kami.”


Di seluruh penjuru negeri, Fabian dan kawan-kawan memiliki banyak perusahaan pembiayaan. Memang, masing-masing perusahaan dimiliki secara pribadi. Secara teori mereka adalah saingan masing-masing. Namun, kenyataan yang sebenarnya adalah mereka semua saling bekerja sama dengan seksama. Setelah  berhasil  membujuk pemerintah, mereka  mendirikan sebuah institusi yang mereka sebut dengan Bank Sentral. Mereka bahkan tidak perlu mengeluarkan modal untuk mendirikannya, mereka menciptakan kredit dengan menggunakan uang deposit masyarakat.
 



Institusi ini tampak sebagai badan yang meregulasikan suplai uang dan merupakan bagian dari pemerintah. Tetapi anehnya, tidak  ada  wakil  pemerintah  yang  diizinkan  untuk  duduk  di badan Direktur di dalamnya.

Pemerintah tidak lagi meminjam secara langsung dari Fabian, pemerintah  sekarang  meminjam  dengan  cara  menerbitkan surat hutang kepada Bank Sentral. Jaminan dari surat hutang ini adalah penerimaan pajak tahun berikut. Ini adalah bagian dari rencana Fabian, menyingkirkan kecurigaan orang kepadanya dengan  membuat kesan  seolah-olah suplai  uang dikendalikan oleh  pemerintah. Kenyataannya, di  balik  layar, dialah yang memegang kendali.

Secara tidak langsung, dialah yang mengendalikan pemerintah. Tidak penting siapa yang terpilih sebagai wakil rakyat di pemerintahan. Fabianlah yang memegang kendali atas uang, darah dan nyawa dari perdagangan sebuah bangsa.

Pemerintah selalu mendapatkan uang yang mereka inginkan, tetapi bunga selalu dikenakan pada setiap pinjaman. Semakin lama semakin banyak orang yang memerlukan bantuan sosial pemerintah, dan tak lama kemudian pemerintah sadar bahwa mereka kesulitan bahkan hanya untuk membayar bunga saja, apalagi hutang pokok.

Sebagian orang mulai bertanya, “Uang adalah sistem yang diciptakan  manusia.  Bukankah  seharusnya  sistem  ini  bisa diubah agar uang menjadi pelayan, bukan sebaliknya?” Namun semakin lama jumlah orang-orang ini semakin sedikit dan suara mereka hilang di tengah sebuah masyarakat yang tidak lagi peduli.


Pemerintahan   berubah,   partai   yang   berkuasa   juga   bisa berubah, namun kebijakan utama tidak. Tidak masalah siapa yang menjadi pemerintah, rencana besar Fabian semakin lama semakin mendekati kenyataan dari tahun ke tahun. Kebijakan pemerintah tidak lagi ada artinya. Rakyat mulai dikenai pajak mendekati ambang batas mereka, mereka tidak lagi sanggup membayar. Waktunya sudah hampir matang bagi Fabian untuk aksi finalnya.

10%  dari  suplai uang masih dalam bentuk uang  kertas dan koin.  Ini  harus  dimusnahkan sama  sekali  tetapi  tidak  boleh menimbulkan kecurigaan publik. Selama masyarakat masih memiliki uang (kertas maupun koin), mereka bebas untuk membeli dan menjual sesuka hati mereka, mereka masih memiliki sedikit kontrol atas kehidupan mereka.






Tidaklah selalu nyaman untuk membawa uang tunai dan koin. Cek juga tidak bisa diterima bila sudah keluar dari sebuah komunitas tertentu. Oleh karena itu, sebuah sistem yang lebih baru perlu dipikirkan. Sekali lagi Fabian memiliki jawabannya. Organisasinya akan menerbitkan sebuah kartu plastik yang memiliki data pemegangnya: nama, foto, dan nomor penduduk.

Saat  kartu  ini  akan  digunakan,  pedagang  akan menyambungkan komputernya untuk mengecek kredit dari kartu tersebut. Seandainya tidak ada masalah, pemegang kartu ini boleh membeli barang seharga limit tertentu.

Awalnya orang akan diizinkan untuk berhutang sedikit. Seandainya uang ini dibayarkan dalam sebulan, maka tidak ada bunga yang perlu dibayarkan. Ini tidak masalah untuk kelas pegawai, tetapi bagaimana ini bisa berlaku juga  untuk para pedagang dan pengusaha? Mereka harus mempersiapkan mesin-mesin, kemudian menjalankan proses manufaktur dari barang yang akan mereka produksi, membayar gaji pegawai, menjual barang dagangannya dan membayar kembali hutang mereka. Bila melewati satu bulan, mereka akan dikenai bunga 1.5% per bulan dari nilai hutang mereka. Total 18% setahun.

Pengusaha tidak memiliki jalan lain selain menambahkan 18% ke dalam nilai jual dagangan mereka. Namun kelebihan uang / kredit (18%) ini tidak pernah dipinjamkan kepada siapapun. Di seluruh   negeri,   para   pengusaha   disuruh   menjalani   misi mustahil  untuk  membayar kembali  $118  untuk  setiap  $100 yang mereka pinjam, tetapi kelebihan $18 ini tidak pernah diedarkan oleh Bank sejak awal.

Namun Fabian dan kawan-kawan menikmati status yang semakin penting di masyarakat. Mereka menjadi orang-orang penting yang terhormat. Pengumuman dan pendapat mereka tentang finansial dan ekonomi bahkan bisa disetarakan dengan sabda suci spiritual.

Di bawah beban bunga yang terus bertambah, banyak perusahaan  kecil  menengah  yang  mulai  bangkrut.  Lisensi- lisensi khusus diperlukan untuk menjalankan operasi-operasi tertentu,  jadi  perusahaan-perusahaan yang  tersisa  memiliki semakin banyak hambatan dalam berusaha. Fabian memiliki dan mengendalikan semua perusahaan besar beserta ratusan anak perusahaan mereka. Perusahaan-perusahaan itu tampak seperti saingan satu sama lain, tetapi dialah yang ada di balik semua   perusahaan   itu.   Para   kompetitor   perlahan-lahan dipaksa gulung tikar. Tukang kayu, konstruksi, listrik dan industri-industri kecil menengah menjalani takdir yang sama, dibeli oleh perusahaan raksasa milik Fabian yang memiliki proteksi dan perlakuan khusus dari pemerintah.


Fabian menginkan kartu plastik ini untuk menggantikan semua uang kertas dan koin. Rencananya adalah saat semua uang kertas dan koin ditarik, hanya bisnis yang menggunakan kartu komputerlah yang akan beroperasi.

Dia mengetahui bahwa suatu ketika orang-orang akan kehilangan kartu mereka dan tidak bisa membeli ataupun menjual sebelum identitas mereka bisa dibuktikan. Dia ingin agar dibuatkan sebuah hukum : sebuah hukum yang mengharuskan semua orang untuk memiliki sebuah nomor identifikasi yang ditato di  dalam tangan mereka. Nomor ini cuma akan terlihat dengan sinar tertentu, yang dihubungkan dengan komputer. Setiap komputer akan dihubungkan dengan sebuah  komputer  pusat  yang  memungkinan  Fabian mengetahui segala transaksi mengenai semua orang

* * *

Terminologi yang digunakan saat ini untuk melukiskan sistem finansial di  atas  adalah  Fractional Reserve  Banking.” (Cadangan Terbatas Perbankan).

Cerita yang Anda baca di atas, tentu saja, adalah fiksi. Namun, bila Anda merasa terganggu karena cerita ini sangat mirip dengan kenyataan hidup kita, dan Anda ingin mengetahui siapa Fabian ini sebenarnya dalam kehidupan nyata, titik mulai yang baik untuk Anda pelajari adalah para tukang emas di Inggris pada abad 16 dan 17 Masehi.

Sebagai contoh, Bank of England didirikan pada tahun 1694. Raja  William saat  itu  berada dalam  kesulitan finansial yang besar  karena  perang  melawan  Perancis.  Para  tukang  emas kemudian  meminjamkan” 1,2  juta  pound  (nilai  yang  amat besar pada zaman itu) dengan syarat tertentu.

Bunga  yang  dikenakan  adalah  8%.  Jangan  lupa  bahwa  di Magna Carta sebenarnya dikatakan bahwa mengenakan dan mengumpulkan bunga (riba) atas pinjaman akan dikenakan hukuman mati. Raja William dipaksa memberikan izin kartel resmi  kepada  para  tukang  emas,  sebuah  hak  untuk menciptakan kredit.

Sebelum itu, operasi untuk menerbitkan lebih banyak kwitansi emas daripada emas yang sebenarnya dimiliki adalah tindakan ilegal. Namun sejak izin kartel itu keluar, tindakan itu menjadi legal.

Di tahun 1694, W.Petterson mendapatkan hak kartel atas Bank of England.

Sampai disini LABEL 1 selesai. Silahkan klik LABEL 2 untuk membaca tulisan yang lebih menarik lagi.
* * *

Oleh : Larry Hannigan, www.hiddenmysteries.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar