Sejarah Pedagang Uang (Money Changer) (bagian 1 dari 7)



SEJARAH PEDAGANG UANG (MONEY CHANGER)






Para ekonom senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan depresi   adalah   bagian   alami   dari   siklus   bisnis.   Namun kenyataan yang  sebenarnya tidaklah  seperti  itu.  Resesi  dan depresi selalu terjadi bila Bank Sentral memanipulasi jumlah uang   beredar,   yang   tujuan   akhirnya   adalah   memastikan semakin banyak kekayaan yang ditransfer dari masyarakat ke tangan mereka. Bank Sentral sendiri merupakan metamorfasa dari pedagang uang di zaman dahulu…

48 S.M. : Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat koin emas dari tangan pedagang uang di zamannya untuk kepentingan masyarakat. Dengan suplai uang baru yang berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi dan pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar memenangkan hati dari rakyatnya.




Koin Emas Romawi



Tetapi  para  pedagang  uang  membencinya  dan  karena  itu Caesar dibunuh. Setelah kematian Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian juga korupsi. Pada akhirnya suplai uang di  Roma berkurang sampai 90%, yang menyebabkan rakyat jelata kehilangan tanah dan rumahnya.

30 : Nabi Isa untuk   pertama   kalinya   menggunakan kekerasan untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait Allah.

Ketika orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem, mereka harus membayar dengan koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak murni) Koin jenis itu adalah satu- satunya koin perak murni tanpa gambar Raja, karenanya bagi Yahudi itu adalah satu-satunya koin yang bisa diterima oleh Tuhan.

Sayangnya  koin  ini  jumlahnya  tidak  banyak,  para  pedagang uang mengumpulkan hampir semuanya, dan harga dari koin ini menjadi sangat mahal karenanya. Mereka memaksa orang- orang  Yahudi  untuk  membayar  mahal  koin  ini  dan mendapatkan keuntungan yang besar.

Nabi Isa mengusir para pedagang uang ini karena tindakan monopoli mereka yang merusak kesucian rumah Allah.

1024 : Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris dan secara umum disebut sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan dalam bentuk kwitansi deposit emas dari masyarakat kepada para tukang emas karena kebanyakan orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas. Kertas- kertas kwitansi ini pun mulai diperdagangkan dan digunakan dalam perdagangan sehari-hari karena lebih nyaman dan mudah dibawa daripada koin emas dan perak.


Contoh Kwitansi Deposit




Lama kelamaan para tukang emas ini memperhatikan bahwa hanya sebagian kecil dari para deposannya yang akan datang mengambil kembali emas mereka, dan mereka mulai mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih banyak kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka miliki dan tidak ada orang yang benar-benar menyadari tindakannya. Para tukang emas meminjamkan emas dalam bentuk kwitansi melebihi emas yang sebenarnya mereka miliki dan menagih bunga atas pinjamannya kepada orang-orang.

Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai Fractional Reserve Banking, sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan kepercayaan diri mereka  terus  bertambah dan  akhirnya mereka  bahkan bisa meminjamkan 10 kali lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.


Para tukang emas ini juga menemukan bahwa dengan mengendalikan suplai uang di sebuah masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan mempermudah dan mempersulit pinjaman secara berkala.

Caranya adalah  pada  suatu  ketika  mempermudah pinjaman kepada orang-orang, menyebabkan jumlah uang beredar bertambah  di  masyarakat,  kemudian  berpindah  ke mempersulit ataupun menghentikan pinjaman kepada orang- orang, mengambil kembali suplai uang yang beredar dan menyebabkan sebagian orang kesulitan membayar.

Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari siklus ini adalah akan ada sebagian orang yang tidak sanggup membayar. Karena tidak bisa mendapatkan pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar ini akan menyatakan bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para tukang emas dengan harga murah.

Sampai saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom and bust,  resesi,  depresi, ini  hanya kata-kata untuk  membodohi dan menutupi penipuan kejahatan dari para pedagang uang.

1100 : Raja Henry I menggantikan Raja William II menjadi raja Inggris. Dia mengambil kembali dari para pedagang uang hak untuk  mendistribusikan uang  di  masyarakat. Uang  yang  dia gunakan adalah dalam bentuk yang sama sekali berbeda, sebatang kayu! Nama uang ini adalah talley stick, yang kemudian merupakan salah satu uang yang bertahan paling lama, 726 tahun sampai tahun 1826 (sekalipun bentuk uang lain juga muncul bersamaan di antara masa itu).





Talley Stick

1225 : St. Thomas Aguinas   lahir,   dan   pada   zaman   itu   Dia memimpin Gereja Katolik untuk melarang pengenaan bunga (riba) atas uang.

Konsep ini adalah mengikuti ajaran Aristoteles bahwa tujuan dari uang adalah untuk melayani anggota masyarakat dan memfasilitasi  perdagangan  barang.  Pengenaan  bunga  atas uang akan melenceng dari tujuan tersebut karena bunga menciptakan beban tambahan terhadap penggunaan uang.

Oleh karena itu, ajaran Gereja di abad pertengahan Eropa melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.

1509 : Raja Henry VIII  menggantikan Raja Henry VII menjadi raja Inggris. Pada masa itu dia memperlonggar aturan pengenaan bunga atas pinjaman uang. Para pedagang uang tidak  menyia-nyiakan  kesempatan  ini  dan  segera mengekspansi bisnis perdagangan uang mereka. Pada masa ini juga Gereja Inggris memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, yang masih tetap melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.

1553 : Ratu Mary I menggantikan Putri Jane Grey menjadi Ratu Inggris.  Pada  masa  ini,  Ratu  memperketat  kembali  aturan bunga pinjaman uang. Para pedagang uang yang marah segera membalas  dengan  cara  memperketat  suplai  uang  dengan menahan emas dan perak mereka dan menyebabkan ekonomi Inggris lumpuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar