SEJARAH PEDAGANG
UANG (MONEY CHANGER)
Para ekonom senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan depresi adalah bagian alami dari siklus bisnis. Namun kenyataan yang sebenarnya tidaklah seperti itu. Resesi dan depresi selalu terjadi bila Bank Sentral memanipulasi jumlah uang beredar, yang tujuan akhirnya adalah memastikan semakin banyak kekayaan yang ditransfer dari masyarakat ke tangan mereka. Bank Sentral sendiri merupakan metamorfasa dari pedagang uang di zaman dahulu…
48 S.M. : Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat
koin
emas dari tangan pedagang
uang di zamannya untuk kepentingan
masyarakat. Dengan suplai uang baru yang
berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi
dan pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar
memenangkan hati dari rakyatnya.
Koin Emas Romawi
Tetapi para pedagang
uang
membencinya
dan karena itu Caesar dibunuh. Setelah kematian Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian
juga korupsi. Pada akhirnya suplai
uang di Roma berkurang sampai
90%, yang menyebabkan
rakyat jelata kehilangan
tanah dan rumahnya.
30 : Nabi Isa untuk pertama kalinya
menggunakan kekerasan untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait
Allah.
Ketika orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem, mereka harus membayar
dengan koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak murni) Koin jenis itu adalah satu- satunya koin perak murni tanpa gambar Raja, karenanya
bagi Yahudi itu adalah satu-satunya
koin yang bisa diterima oleh
Tuhan.
Sayangnya koin ini jumlahnya tidak
banyak, para pedagang uang mengumpulkan hampir semuanya, dan harga dari koin ini menjadi sangat mahal karenanya.
Mereka memaksa orang- orang Yahudi untuk membayar mahal koin ini dan mendapatkan keuntungan yang besar.
Nabi Isa mengusir para
pedagang uang ini karena tindakan
monopoli mereka yang merusak kesucian rumah Allah.
1024 : Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris dan secara umum disebut
sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan dalam bentuk
kwitansi deposit emas
dari masyarakat kepada para tukang emas karena kebanyakan orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas. Kertas-
kertas kwitansi ini pun mulai diperdagangkan dan digunakan dalam perdagangan sehari-hari karena lebih nyaman dan mudah
dibawa daripada koin emas dan perak.
Contoh Kwitansi Deposit
Lama kelamaan para tukang emas ini memperhatikan
bahwa hanya sebagian kecil dari para deposannya
yang akan datang mengambil
kembali emas mereka, dan mereka mulai
mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih banyak kwitansi daripada
emas yang sebenarnya
mereka miliki dan tidak ada orang yang benar-benar menyadari tindakannya. Para tukang emas meminjamkan emas dalam bentuk kwitansi melebihi emas yang sebenarnya mereka miliki dan menagih bunga
atas pinjamannya kepada orang-orang.
Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai
Fractional
Reserve Banking, sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih banyak uang daripada yang
sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan
kepercayaan diri mereka terus bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa
meminjamkan 10 kali lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.
Para tukang emas ini juga menemukan
bahwa dengan mengendalikan suplai
uang di sebuah masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan mempermudah
dan mempersulit pinjaman secara
berkala.
Caranya adalah pada suatu
ketika mempermudah pinjaman
kepada orang-orang, menyebabkan jumlah uang beredar
bertambah di masyarakat, kemudian berpindah
ke
mempersulit ataupun menghentikan
pinjaman kepada orang- orang, mengambil kembali suplai uang yang beredar dan menyebabkan sebagian orang kesulitan membayar.
Mengapa mereka melakukan
ini? Sederhana saja, akibat dari
siklus ini adalah akan ada sebagian orang yang tidak sanggup
membayar. Karena tidak bisa mendapatkan
pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar ini akan menyatakan bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para tukang emas dengan harga murah.
Sampai saat ini pun kita mengalami
siklus ini. Siklus boom and
bust, resesi,
depresi, ini hanya kata-kata untuk membodohi dan menutupi penipuan kejahatan dari para pedagang uang.
1100 : Raja Henry I menggantikan Raja William II menjadi raja
Inggris. Dia mengambil kembali dari para pedagang uang hak untuk mendistribusikan uang di masyarakat. Uang
yang dia
gunakan adalah dalam bentuk
yang sama sekali berbeda, sebatang kayu! Nama uang ini adalah talley stick,
yang kemudian merupakan salah satu uang yang bertahan paling
lama, 726 tahun sampai tahun 1826 (sekalipun bentuk uang lain juga muncul bersamaan di antara masa itu).
Talley Stick
1225 : St. Thomas Aguinas
lahir,
dan
pada
zaman itu
Dia memimpin Gereja Katolik untuk melarang pengenaan
bunga (riba) atas uang.
Konsep ini adalah mengikuti
ajaran Aristoteles bahwa tujuan
dari uang adalah untuk melayani
anggota masyarakat dan memfasilitasi perdagangan barang. Pengenaan
bunga atas uang akan melenceng
dari tujuan tersebut karena bunga
menciptakan beban tambahan terhadap penggunaan uang.
Oleh karena itu, ajaran Gereja di abad pertengahan
Eropa melarang pengenaan
bunga atas pinjaman uang.
1509 : Raja Henry VIII menggantikan Raja Henry VII menjadi
raja Inggris. Pada masa itu dia memperlonggar aturan pengenaan bunga atas pinjaman uang. Para pedagang uang
tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera mengekspansi bisnis perdagangan uang mereka. Pada masa ini
juga Gereja Inggris memisahkan
diri dari Gereja Katolik
Roma, yang masih tetap melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1553 : Ratu Mary I menggantikan Putri Jane Grey menjadi Ratu Inggris. Pada masa
ini,
Ratu
memperketat
kembali aturan
bunga pinjaman uang. Para pedagang
uang yang marah segera
membalas dengan
cara
memperketat
suplai
uang
dengan menahan emas dan perak mereka dan menyebabkan ekonomi Inggris lumpuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar