Pengaruh minyak terhadap
Indonesia?
Indonesia, walaupun adalah negara
OPEC, kenyataannya sudah
menjadi negara net importir
minyak.
Produksi minyak Indonesia
: 1,03
juta barel per hari ……….dan terus menurun
Konsumsi minyak Indonesia : 1,15
juta barel per hari ……….dan terus meningkat !!!
Mari kita membuat kalkulasi (yang disederhanakan, detail
perhitungan riil tidak seperti yang di bawah ini):
Dengan defisit
120.000
barel
per
hari,
dan
asumsi
harga
minyak $85 per barel, pemerintah butuh $10,2 juta per hari,
atau $306 juta per bulan, atau $3,67 milyar dolar per tahun untuk mengimpor minyak.
Menurut Departemen Energi
dan
Sumber Daya
Mineral, minyak Indonesia bisa bertahan 23 tahun lagi. Sedangkan
untuk gas, Indonesia memiliki cadangan yang cukup untuk minimal 60 tahun ke depan.pa yang akan terjadi
setelah 23 tahun ini berlalu?
Katakanlah saat itu harga minyak
masih sama, $85 /
barel (sepertinya tidak
mungkin), dan konsumsi
minyak Indonesia tetap 1,15 juta per bararel (juga kurang mungkin).
Kalau
kita mengimpor semua minyak tersebut,
maka kita membutuhkan $98 juta per hari,
$2,93 milyar per bulan, atau $35,2 milyar
per tahun. Ke mana kita harus mencari
uang sebanyak ini? Sebagai
informasi, cadangan devisa Indonesia adalah sebesar $55 milyar sampai saat ini, setelah lebih dari 62 tahun merdeka...
Harga minyak bumi amat mempengaruhi anggaran pendapatan
dan belanja negara kita. Sebagai negara net importir
minyak, Anda bisa lihat, setiap kali harga minyak dunia melambung, mata uang rupiah selalu
tertekan. Para anggota DPR kita, entah
apa yang mereka pikirkan, masih tetap menggunakan
asumsi harga minyak $60 / barrel
di APBN tahun 2007 dan juga 2008. Selisih antara asumsi $60 ini dengan
harga
minyak riil di dunia akan menjadi beban subsidi di anggaran negara kita. Semakin tidak akurat asumsi harga minyak yang mereka
gunakan, semakin besar lubang penerimaan yang harus ditambal
oleh negara pada neraca transaksi tahun berjalan.
Walaupun dolar Amerika
akan terus melemah terhadap nyaris
semua mata uang yang lain di tahun-tahun
mendatang, tetapi terhadap rupiah,
dolar
AS
tampaknya masih relatif
kuat.
Artinya, ada kemungkinan yang cukup
mengkhawatirkan rupiah Indonesia akan melemah bersamaan dengan dolar Amerika di
tahun-tahun mendatang terhadap mata uang negara
lainnya. Mata uang yang
lemah
memang
bisa membantu menaikkan nilai ekspor kita, tetapi di sisi lain dia
juga akan menyebabkan ongkos impor meningkat, alias harga barang akan naik!
Solusi teoritis bagi pemerintah untuk
menyelamatkan APBN saat harga minyak
melambung adalah
menjual minyak di dalam negeri dengan
mengikuti harga internasional, namun tentu saja, itu cuma solusi teoritis.
Anda masih ingat dengan gejolak
sosial pasca kenaikan
harga minyak oleh pemerintahan Soeharto tahun 1998? Tidak akan gampang menaikkan harga jual minyak di dalam negeri tanpa memicu
gejolak sosial dan politik, apalagi daya beli rakyat Indonesia memang tertinggal
jauh dibandingkan dengan negara maju. Pendapatan perkapita rakyat Indonesia saat ini adalah sekitar $1.700 / tahun, bagaimana pemerintah bisa menganggap normal
kita sanggup membeli minyak dengan harga yang sama dengan negara yang pendapatan perkapitanya $40.000 / tahun?
Akhir-akhir ini, kita sering melihat pejabat
Indonesia mengkampanyekan konversi minyak tanah ke gas, sayangnya kebanyakan orang tidak peduli. Sebenarnya
konversi ini amat sangat penting,
tapi program konversi ini dan berbagai
kampanye hemat minyak baik sekarang maupun di masa
mendatang tidak akan berhasil kalau pemerintah
tidak mau berkata jujur kepada rakyat seserius apa masalah
ini sebenarnya. Orang yang tidak menyadari krisis tidak akan gampang dibujuk untuk merubah
gaya hidup. Dua puluh tiga
tahun
tidaklah
lama. Kalau anak Anda lahir tahun ini, saat dia tamat SMU, Indonesia sudah kehabisan minyak. Orang Indonesia hanya punya waktu 1 generasi untuk menemukan solusi bagaimana kita harus menghadapi efek dari Peak Oil.
Catatan:
Sejumlah orang mengatakan bahwa
minyak sebenarnya bukan bahan bakar fosil. Teori bahwa minyak bumi berasal
dari sisa fosil biologis zaman dahulu adalah sebuah kebohongan
besar dari Illuminati (yang memang sejak awal menguasai
bisnis minyak, media, dan institusi pendidikan).
Illuminati ingin menggunakan propaganda Peak
Oil untuk menaikkan harga minyak dan mengeksekusi
rencana depopulasi dunia mereka. Saat harga minyak naik melewati kemampuan
beli
sejumlah besar negara, hanya negara-negara yang diizinkan hidup oleh
Illuminati yang akan mendapatkan minyak. Beberapa milyar penduduk bumi akan dimusnahkan
secara kejam dalam kekacauan dan kepanikan
akibat matinya industri dan
perdagangan di dalam negeri mereka.
Bukti-bukti bahwa minyak adalah bahan bakar abiotik
(bukan fosil), dapat Anda
pelajari dengan
mencari
informasi di internet. Anda bisa mengetik
“abiotic
oil” di search engine seperti google ataupun yahoo. Rusia mengklaim memiliki teknologi untuk mengekstrak minyak dari kedalaman lebih dari
30.000 kaki di bawah
tanah. Mereka sudah melakukannya
sejak 1956 dan menurut mereka minyak di
dalam perut bumi tersedia secara berlimpah.
Semoga mereka benar!
Saat ini, akibat propaganda Peak Oil, semua negara
ramai- ramai mengembangkan minyak nabati yang disebut biofuel.
Mereka menggunakan bahan pangan seperti jagung dan gula
untuk membuat minyak baru. Sekalipun mereka tahu energi
yang diperlukan untuk memproduksi satu unit minyak biofuel. Lebih besar daripada energi yang kemudian bisa didapat dari satu
unit minyak biofuel,
rencana ini tetap jalan
terus.
Efek dari tindakan
ini adalah mengurangi lahan pertanian untuk bahan pangan. Tanah pertanian
yang sebenarnya untuk memproduksi bahan pangan sekarang
sebagian dikonversi sebagai lahan pertanian yang produknya dipakai untuk membuat bahan baku biofuel.
Salah satu penyebab
kenaikan harga komoditi pertanian beberapa tahun terakhir ini adalah
karena hal ini, dan kabar buruk bagi para kelas menengah
dan orang miskin adalah intensitas
program ini sekarang masih di tahap
awal. Di tahun-tahun mendatang,
akan ada semakin banyak lahan pertanian
untuk memproduksi
biofuel
dan oleh sebab itu akan membuat pasokan bahan pangan menjadi semakin ketat,
alias
harga bahan
pangan
akan terus meningkat.
Sedikit informasi lainnya mengenai bahan pangan: beberapa
dekade terakhir
ini
benih
tanaman
(padi,
gandum,
jagung, buah-buahan dll) sudah mulai dialihkan menjadi benih hibrida. Memang hasil panen lebih cepat dan lebih banyak, tetapi sisi
lain dari
benih
hibrida adalah hilangnya kontrol
dari petani terhadap apa yang bisa mereka tanami. Benih-benih hibrida ini sudah
dipatenkan oleh perusahaan-perusahaan milik Illuminati (Yayasan Rockefeller dan anak perusahaannya
dikabarkan menguasai nyaris 95% hak paten atas berbagai benih tanaman
hibrida di Amerika). Petani hanya bisa menanam bila mereka
bisa membeli benih
tanaman
dari pemasoknya. Bila perusahaan pemasok benih tanaman
tidak mau menjual, maka pasokan bahan pangan akan langsung berkurang hanya dalam beberapa bulan. Saat ini, organisasi
bahan pangan dari PBB, World Food and Agricultural Organization (WFAO) terus melancarkan propaganda agar mereka diberikan hak untuk menentukan
tanaman apa yang boleh ditanam ataupun tidak boleh ditanam
oleh petani di berbagai
negara. Bila suatu hari rencana mereka berhasil, di mana hanya benih hibrida yang boleh
ditanam oleh petani, maka Illuminati akan
mengontrol suplai makanan di planet ini secara mutlak. Bisakah Anda membayangkan, bahwa tanpa perlu memprakarsai sebuah
guncangan pasar finansial
dahsyat sekalipun, Illuminati sebenarnya bisa menciptakan kekacauan besar di dunia lewat kontrol suplai bahan pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar