Sejarah Pedagang Uang (Money Changer) (bagian 4 dari 7)



1861 : Perang Sipil Amerika dimulai. Penyebab perang bukan masalah perbudakan seperti yang sering dikatakan orang. Negara bagian Utara berperang dengan Negara bagian Selatan karena sengketa tarif perdagangan tidak adil yang diterapkan Utara yang  memaksa Selatan harus mengimpor barang dari Eropa dengan harga yang lebih mahal. Eropa pada akhirnya juga menghentikan impor dari Negara bagian Selatan.




Para bankir melihat kesempatan besar untuk memecah belah dan  menaklukkan Amerika, mereka  membiayai Napoleon III Perancis untuk menaklukkan Meksiko di sebelah Selatan dan pada saat yang sama Inggris  menempatkan pasukan mereka di Kanada (Utara).

Presiden   Lincoln,   yang   menyadari   dirinya   sedang   dalam masalah besar, bersama dengan Sekretaris Keuangan Salomon Chase,   pergi   ke   New   York   dan   mencoba   mendapatkan pinjaman dari bankir.

Para bankir menawarkan pinjaman dengan bunga antara 24 sampai  36  persen,  Lincoln  menolak  dan  kembali  ke Washington. Lincoln kemudian bertanya kepada salah satu Kolonelnya, Dick Taylor, bagaimana cara membiayai perang ini. Taylor mengatakan padanya untuk pergi ke Konggres dan keluarkan sebuah peraturan pemerintah tentang penerbitan mata uang kertas sendiri. Uang kertas ini adalah mata uang resmi dari negara, dan semua orang diwajibkan untuk menerimanya sebagai alat tukar.

1862 : Lincoln mulai mencetak 450 juta dolar mata uang baru. Uang ini menggunakan tinta hijau di sisi belakangnya untuk membedakan diri dari uang kertas lainnya saat itu, oleh karena itu dolar mulai disebut dengan nama “Greenbacks” Uang ini tidak  dikenai  bunga  dan  dapat  digunakan untuk  membayar pasukan dan membeli persediaan barang mereka.







Presiden Lincoln adalah presiden terakhir Amerika yang bisa menerbitkan mata uang tanpa hutang… Mengenai masalah uang, Lincoln berkata “Pemerintahlah yang seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai dengan kemampuan belanja dari pemerintah dan daya beli dari masyarakat. Dengan mengadopsi  prinsip  ini,  rakyat  bisa  dibebaskan  dari  bunga pajak yang sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan majikannya.”

Mengenai pernyataan dari Lincoln ini, The Times dari London kemudian menuliskan sebuah propaganda, yang datang dari para bankir, “Seandainya kebijakan dari benua Republik Amerika Utara ini benar-benar diterapkan, pemerintah akan memiliki uang mereka tanpa ongkos. Mereka bisa  melunasi hutang mereka dan menjadi negara bebas tanpa hutang. Mereka akan memiliki semua uang yang mereka butuhkan untuk menjalankan perdagangan. Mereka akan menjadi makmur melebihi negara manapun di dunia. Pemerintahan itu harus dihancurkan atau dia akan menghancurkan semua monarki di muka bumi.”

1863 : Tsar Alexander II Rusia memberikan sebuah bantuan tak terduga kepada Lincoln. Tsar mengatakan bahwa bila Inggris


ataupun Perancis mengintervensi perang sipil, dan membantu Negara  bagian  Selatan,  Rusia  akan  menganggap ini  sebagai deklarasi perang. Untuk membuktikan kata-katanya, Rusia mengirimkan sebagian kapal perangnya menuju San Fransico.

Bantuan ini, tentu saja bukan karena Tsar orang yang baik hati. Tsar melihat maksud dari para bankir besar, dan diapun telah menolak pendirian bank sentral di Rusia seperti yang diminta oleh bankir elit Eropa. Dia menyadari bahwa bila Amerika jatuh ke  tangan Inggris atau Perancis, maka mereka akan berada dalam kendali Bank Sentral lagi. Ekspansi sedemikian besar dari kekaisaran bankir, cepat atau lambat akan mengancam Rusia.

1865 : Lincoln ditembak seorang pembunuh bayaran.

Hanya ada satu kelompok yang memiliki alasan dan keinginan untuk menyingkirnya, Bankir Internasional. Mereka sangat khawatir atas ambisi kredit dari Presiden Amerika tersebut.

Tak lama kemudian, para bankir kembali memperjuangkan pendirian bank sentral. Mereka juga ingin menghapuskan greenbacks, dan  menghidupkan kembali mata  uang  standar emas, yang memang mereka miliki. Ini bertentangan dengan kebijaksanaan Lincoln yang menerbitkan greenbacks, yang dibacking hanya oleh niat baik dan kredit dari Amerika.

Para bankir ingin mengendalikan semua mata uang dan kredit dari semua negara di dunia. Dalam waktu 8 tahun sejak kematian Lincoln, mereka berhasil menerapkan sistem standar emas kembali di Amerika Serikat.



Abraham Lincoln
1866 : Para  pemilik  bank  sentral  Eropa  menginginkan  agar bank sentral Amerika segera didirikan dan mata uang Amerika harus dibacking oleh emas. Emas adalah komoditi yang tidak tersedia banyak dan oleh karenanya lebih gampang untuk dimonopoli. Lebih baik dibandingkan dengan perak, yang tersedia secara berlimpah di Amerika.

Pada 12 April, atas prakarsa bankir elit Eropa, Konggres mengizinkan Sekretaris Keuangan untuk memperketat suplai uang untuk menarik kembali mata uang greenbacks.

Akibatnya, suplai uang berkurang drastis:
* 1866  :
$1.800.000 dalamperedaran
: $50.46 perkapita
* 1867  :
$1.300.000 dalamperedaran
: $44.00 perkapita
* 1876  :
$  600.000 dalamperedaran
: $14.60 perkapita
* 1886  :
$  400.000 dalamperedaran
: $ 6.67 perkapita

Dalam waktu 20 tahun sejak 1866, 2/3 suplai uang Amerika ditarik oleh bankir dan menyebabkan kehilangan daya beli sebesar 760% bagi rakyat Amerika. Uang sulit didapat karena pinjaman bank ditarik dan pinjaman baru tidak diberikan.

1872 : Ernest Seyd dikirim ke Amerika oleh Rothschild, pemilik Bank of England. Dia diberikan $100.000 yang dipakai untuk menyuap sebanyak anggota Konggres yang dia bisa. Misinya adalah mendemoneterisasi perak, yang ditemukan secara berlimpah di sisi Barat Amerika dan mengancam keuntungan Rothschild.

1873 : Ernest Seyd tampaknya menggunakan uangnya dengan
“bijak”, Konggres meluluskan sebuah peraturan baru Coinage

 
Act,”  yang  menyebabkan pembuatan  koin  perak  dihentikan sama sekali.

1874 : Koin emas adalah bentuk mata uang satu-satunya di
Amerika.

1876 : Atas manipulasi suplai uang di Amerika, 1/3 angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan keresahan sosial mulai timbul. Sebagian orang mulai menuntut untuk kembali ke Greenbacks ataupun ke uang perak. Hasilnya, Konggres membentuk “Komisi Perak Amerika Serikat” untuk menginvestigasi masalah tersebut.

Tampaknya komisi ini mengetahui para bankirlah yang ada di balik  masalah  ini.   Dalam  salah  satu   laporannya,  mereka menulis:

Zaman  kegelapan dalam  sejarah  disebabkan oleh berkurangnya uang dan jatuhnya harga… Tanpa uang, peradaban tidak bisa dimulai, dan ketika suplai uang terus berkurang, akhirnya peradaban akan berakhir. Di era awal Kerajaan Romawi, jumlah uang metal adalah 1.800.000.000,- di akhir abad ke-15 suplai uang tinggal 200.000.000,- Dalam sejarah kita tidak bisa menemukan masa yang lebih gelap daripada masa dari Kerajaan Romawi ke Zaman Kegelapan.

Sekalipun mendapatkan laporan dari komisi ini, Konggres tidak bertindak.

1877 : Kerusuhan mulai terjadi dari Pittsburgh sampai Chicago. Para bankir berkumpul dan memutuskan bahwa mereka akan tetap dengan kebijakan mereka. Mereka tahu bahwa walaupun


keadaan memang kacau, tetapi mereka tetap orang yang sedang memegang kendali. Dalam rapat Asosiasi Bankir Amerika,  mereka  menekankan  kepada  semua  anggotanya untuk menolak semua gagasan untuk kembali ke Greenbacks.

1878 : Tanggal 28 Febuari Konggres mengesahkan Sherman Law.” Hukum ini memperbolehkan pembuatan terbatas koin perak. Namun tidak berarti semua orang yang membawa perak ke  Amerika  bisa  menjadikannya dolar  perak.  Uang  Amerika masih tetap dibacking oleh emas paska Ernest Seyd.

Beredarnya uang tambahan dalam perekonomian, yang diikuti oleh mulai diberikannya pinjaman oleh bankir, karena mereka sudah yakin atas kendali mereka, mengakhiri masa depresi paska perang sipil.

1881 : Wakil  partai  Repulik,  James  Garfield  terpilih  sebagai Presiden   Amerika.   Bankir   tidak   menyukainya,   dia   adalah mantan Ketua Komite Pengawas dan juga anggota departemen Banking and Currency. Garfield mengetahui dengan pasti penipuan para bankir terhadap orang Amerika. Pada hari pelantikannya, dia berkata, “Siapa yang mengendalikan volume uang di sebuah negara adalah tuan sebenarnya dari industri dan perdagangan… dan ketika Anda sadar bahwa keseluruhan sistem ini sebenarnya mudah untuk dikendalikan, oleh sekelompok kecil orang di atas, Anda tak perlu diberitahu lagi dari mana datangnya periode deflasi dan depresi.”


James Garfield

1891 : Para    bankir    menciptakan   booming   perekonomian selama satu dekade dan kemudian memprakarsai sebuah masa depresi supaya mereka bisa membeli ribuan rumah dan lahan pertanian dengan harga beberapa sen per dolar. Mereka juga menyiapkan  sebuah  rencana  untuk  menjatuhkan perekonomian dalam waktu dekat. Dalam salah satu memo kepada Asosiasi Bankir Amerika, yang ditemukan dalam catatan Konggres duapuluh tahun kemudian, terbaca :

“Pada tanggal 1 September 1894, kami tidak akan memperpanjang masa pinjaman kami atas pertimbangan apapun. Pada 1 September, kami akan meminta kembali uang kami. Kami akan menyita jaminan yang gagal bayar. Kami akan mengambil alih 2/3 lahan pertanian di sebelah Barat Missisipi, dan ribuan kavling lainnya di Timur Missisipi, dengan harga yang kami buka… Para petani akan menjadi penyewa, sama seperti di Inggris…”

1896 : Isu  sentral  dari  pemilihan  Presiden  kali  ini  adalah seputar penerbitan lebih  banyak perak  sebagai uang.  Wakil Partai Demokrat William Bryan maju sebagai anti standar emas dan  menginginkan  perak  sebagai  uang.  Bankir  mendukung wakil Partai Republik, William Mckinley yang membela standar emas.  Mckinley  menyuruh para  manufaktur dan  industrialis mengancam kepada pegawai mereka bahwa bila Bryan yang terpilih,   semua   pabrik   akan   tutup   dan   tidak   akan   ada pekerjaan.

Taktik ini berhasil, Mckinley mengalahkan Bryan.

1898 : Paus   Leo   XIII   mengatakan   hal   ini   tentang   bunga pinjaman,

“Di satu sisi ada sekelompok orang yang memegang kekuasaan karena mereka memiliki kekayaan besar, yang mengendalikan semua pekerja dan  perdagangan, yang memanipulasi untuk kepentingan pribadi semua suplai uang, yang bahkan lebih berpengaruh daripada pemerintah sendiri, di sisi yang lain ada sekelompok besar lainnya yang tidak berdaya dan hidup menderita. Bunga pinjaman (riba), yang sudah berkali-kali dilarang oleh  Gereja, masih  dipraktekkan hari  ini  walaupun dengan bentuk yang berbeda, supaya sekelompok kecil orang kaya bisa mendapatkan keuntungan dari orang miskin yang hidup hanya sedikit lebih baik dibanding seorang budak.”

1907 : Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk mendirikan sebuah bank sentral pribadi di Amerika. Rothschild, Jacob Schiff, dalam sebuah pidatonya kepada Departemen Perdagangan New York, berkata, atau lebih tepatnya, mengancam:

“Kecuali   kami   mendapatkan   hak   pendirian   Bank   Sentral dengan kendali kredit yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan finansial terbesar dalam sejarahnya.”




Jacob Schiff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar